Kurikulum Merdeka di SDN Apa Saja Perubahannya?
Merupakan konsep kurikulum yang di perkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2021 untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi satuan pendidikan dalam menyusun pembelajaran. Kurikulum Merdeka di SDN Apa Saja Perubahannya?. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, dengan fokus pada pengembangan kompetensi dasar yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam belajar.
Sebagai jawaban atas tantangan pendidikan di Indonesia yang di hadapi selama pandemi COVID-19. Di tingkat Sekolah Dasar (SD), penerapan Kurikulum Merdeka memberikan sejumlah perubahan yang signifikan baik dari segi struktur maupun pendekatan pembelajarannya. Beberapa perubahan utama yang terjadi di SDN terkait Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
1. Fleksibilitas Pembelajaran
Salah satu perubahan paling mencolok dalam Kurikulum Merdeka adalah pemberian kebebasan kepada guru dan satuan pendidikan untuk merancang kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah tidak lagi terikat dengan kurikulum yang kaku dan baku. Misalnya, sekolah bisa menentukan tema atau topik pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal dan karakteristik siswa. Pendekatan ini memungkinkan setiap siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi mereka, karena mereka dapat lebih bebas mengembangkan minat dan bakat mereka.
2. Penerapan Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka menekankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila sebagai salah satu tujuan utama. Profil ini mencakup enam nilai penting, yaitu religius, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, kreatif, dan kebhinekaan global. Pembelajaran yang di lakukan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga penguatan karakter siswa. Di SDN, pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter ini di lakukan melalui berbagai aktivitas yang melibatkan siswa secara aktif, baik dalam kegiatan kelas, proyek, maupun kegiatan ekstrakurikuler.
3. Peningkatan Keterampilan Abad 21
Di dalam Kurikulum Merdeka, terdapat penekanan pada pengembangan keterampilan abad 21, yaitu keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi. Untuk itu, metode pembelajaran yang di gunakan lebih berfokus pada pendekatan yang memungkinkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas praktis dan pembelajaran berbasis proyek. Di SDN, hal ini bisa di terapkan melalui berbagai proyek yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah nyata, di mana mereka belajar bekerja sama, berpikir kritis, dan mengembangkan solusi secara kreatif.
4. Asesmen Berbasis Formatif dan Holistik
Salah satu perbedaan mencolok dalam Kurikulum Merdeka adalah perubahan dalam sistem asesmen. Asesmen tidak lagi hanya di dasarkan pada ujian akhir yang sifatnya sumatif, tetapi lebih kepada asesmen formatif yang berfokus pada perkembangan siswa sepanjang proses pembelajaran. Guru di SDN akan lebih sering memberikan umpan balik kepada siswa untuk membantu mereka dalam meningkatkan kompetensi dan pemahaman mereka. Selain itu, asesmen di lakukan secara holistik, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga memberikan gambaran yang lebih utuh tentang kemajuan siswa.
5. Penyederhanaan Materi Pembelajaran
Salah satu aspek utama yang menjadi fokus dalam Kurikulum Merdeka adalah penyederhanaan materi pembelajaran. Materi yang di ajarkan lebih berfokus pada hal-hal yang esensial dan mendalam, bukan hanya menambah beban materi yang harus di kuasai siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan siswa dapat memahami dengan baik konsep-konsep dasar yang penting, tanpa merasa tertekan oleh banyaknya topik yang harus di pelajari. Di SDN, ini berarti materi pembelajaran akan lebih di sesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan akan di beri kesempatan untuk mendalami konsep-konsep yang penting untuk kehidupan mereka.
6. Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek
Kurikulum Merdeka juga mendorong pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang lebih berfokus pada pengalaman belajar siswa. Melalui metode ini, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna, karena mereka akan mengerjakan proyek yang dapat mengasah kreativitas, kemampuan problem-solving, dan kolaborasi. Di SDN, proyek ini dapat beragam bentuknya, misalnya proyek seni, proyek ilmu pengetahuan, atau proyek sosial yang melibatkan masyarakat sekitar.
7. Penguatan Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
Kurikulum Merdeka juga mengharuskan adanya kolaborasi yang lebih erat antara sekolah, orang tua, dan komunitas dalam mendukung proses pembelajaran. Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar bagi siswa, tetapi juga tempat di mana orang tua dan masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung perkembangan siswa. Di SDN, hal ini dapat di lakukan dengan melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah. Seperti kegiatan belajar bersama, seminar pendidikan, atau melalui aplikasi komunikasi yang memungkinkan orang tua untuk lebih mengetahui perkembangan anak.
Baca juga: 7 Sekolah Dasar Islam Terbaik di Jakarta yang Menjadi Pilihan
Kurikulum Merdeka di SDN merupakan langkah penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih fleksibel, relevan, dan berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa secara menyeluruh. Dengan memberi kebebasan kepada sekolah untuk mengadaptasi pembelajaran, mengedepankan karakter. Serta meningkatkan keterampilan abad 21, di harapkan dapat mencetak generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Walaupun penerapan kurikulum ini memerlukan adaptasi yang cukup signifikan. Namun perubahan yang di bawa oleh Kurikulum Merdeka memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.